Rasullulloh SAW Bersabda: "Berpuasalah Kalian! Niscaya Kalian Akan Sehat"

Sunday, August 9, 2009

Teroris vs Koruptor

Konsentrasi dan perhatian seluruh media masa mulai kemarin 7 Agustus 2009 hingga tulisan ini diposting pukul 17 WIB 8 Agustus 2009 terus terpusatkan kepada kegiatan kepolisian RI Densus 88 yang sejak kemarin terus melaksanakan kegiatan penegakan hukum yaitu pemberantasan Terorisme. Kegiatan tersebut adalah pemburuan dan pengepungan serta penyergapan terhadap teroris yang selama ini meresahkan masyarakat. Polisi berhasil menggerebek para pelaku teroris di Jati Asih Bekasi dan berhasil menembak mati 2 orang teroris dan menyita bahan bahan yang diduga sebagai bahan peledak bom yang jumlahnya cukup banyak, polisi juga dalam drama pengepungan rumah di desa Beiji kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, yang berlangsung selama 17 jam berhasil melumpuhkan hingga tewas orang yang diduga kuat sebagai gembong teroris yang menjadi buronan polisi nomer 1 yaitu NURDIN M TOP.
Memang rentetan peristiwa peristiwa besar ini begitu menyita perhatian masyarakat akhir akhir ini, bangsa ini terus dilanda berbagai masalah dan peristiwa yang terus menerus. Perhelatan akbar pemilu baik legislative yang belum tuntas karena permasalahan pembagian kursi,maupun pemilu persiden yang diwarnai gugatan dari pihak yang merasa dicurangi kemudian mereka menggugat KPU agar pemilu presiden diulang atau setidaknya ada pemilu presiden tahap ke 2.
Masalah lain yang tidak kalah bahayanya daripada bahaya teroris adalah belum tercapainya pemberantasan tindakan korupsi, korupsi telah menjadikan rakyat bangsa ini sebagian besarnya hidup dalam kemiskinan padahal sebagaimana diketahui sumber daya alam yang terkandung di bumi dan laut di seantero nusantara ini begitu sangat melimpah, sehingga jika saja sumber daya alam tersebut dikelola oleh orang orang yang bermoral jujur bersih dari korupsi bangsa ini akan menjadi sebuah Negara maju dan makmur.
Sangat ironi, dimana keinginan pemberantasan korupsi dengan dibentuknya sebuah lembaga pemberantasan korupsi KPK pada mulanya masyarakat begitu terpesona dengan kinerja lembaga ini, dimana KPK berhasil menyeret para pelaku koruptor dari para pejabat tinggi Negara baik eksekutif, yudikatif,maupun legislative dari berbagai level instansi. Namun belakangan sangat mengagetkan dan menyedihkan berkaitan dengan terungkapnya kasus pembunuhan seorang direktur sebuah perusahaan yang melibatkan ketua KPK yang menjadi otak pembunuhan tersebut. Masyarakat merasa pesimis dengan penegakan hukum atas tindakan korupsi dimana orang yang seharusnya menangkap penjahat malah menjadi penjahat lainya. Baru baru ini ketua KPK membuka aib dengan mengatakan bahwa ada terjadi indikasi penyuapan terhadap beberapa pejabat tinggi KPK. Kalau ini benar, maka kiamatlah bangsa ini siapa lagi yang akan sanggup menegakan hukum terhadap para koruptor tersebut.

Korupsi di RRC VS Korupsi di RI
________________________________________
Bangsa Ini Memerlukan Zhu
Oleh: Asro Kamal Rokan (Republika Online)

Xiao Hongbo telah dihukum mati beberapa waktu lalu. Delapan orang pacarnya --yang dibiayai dalam kehidupan mewah-- mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun. Tidak ada yang bisa membantunya.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China , salah satu bank milik negara,
di Dacheng, Provinsi Sichuan , itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah
merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998
hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah
dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk
korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh
lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang
mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan.

Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari
kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan
lantang mengatakan, ''Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh
sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang
sama.''

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina,
dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada
tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu
ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta
uang suap, dihukum penjara.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi , Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti
mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5
miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya
oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama empat
bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya
karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di
luar tugas, dan kualitas di bawah standar. Agaknya Zhu Rongji paham betul
pepatah Cina: bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera.

Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan
ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik
bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300
miliar dolar AS.

Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi,
karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar
untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri,
dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.

Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia .

Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi
******* di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak
dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke
kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi
tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya. Mereka
adalah korban. Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada
yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas
air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk
bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan.
Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu?

Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga
mengambil uang dari orang-orang miskin. Bangsa ini memerlukan orang seperti
Zhu Rongji, bukan pesolek.

Sebab, inilah keadaan utama Indonesia :

Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia , maka
yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor!

Bahaya Korupsi Dan Teroris
Korupsi dan Teroris merupakan dua hal yang sangat mengahancurkan bagi tatanan sebuah Negara, dimana korupsi mengakibatkan ke tidak adilan pendistribusian hasil pembangunan kepada seluruh warga masyarakatnya, kemiskinan menjadi warna dalam kehidupan rakyatnya, pendidikannya rendah bahkan putus sekolah, kurang gizi, melimpahnya jumlah pengangguran dll. Disisi lain sekelompok kecil elit masyarakat bergelimang dengan harta yang didapatnya dari korupsi, berpoya poya menghamburkan uangnya mereka berjalan dimuka bumi dengan penuh kesombongan.
Keadaan malang masyarakat tersebut ditambah lagi dengan brutalnya aksi aksi para teroris yang menebar ancaman, dan ketakutan serta membunuh orang orang tidak berdosa dengan serangkaian aksi pengeboman. Mereka menjusifikasi tindakan teroris mereka dengan apa yang difahami oleh mereka tentang ajaran Jihad. Mereka memandang aksi mereka adalah merupakan jihad melawan orang orang kafir terutama Amerika dan sekutu sekutunya, yang menurut mereka Amerika dan sekutu sekutunya dengan system politik luar negeri mereka telah menganiyaya kaum muslimin diseluruh dunia sehingga umat islam harus bangkit melawannya dengan JIHAD.
Namun kenyataannya aksi mereka malah menjadikan orang orang sipil tak bersenjata dan tak berdosa banyak menjadi korban pengeboman mereka. Padahal jihad dengan senjata dalam pandangan islam baru dapat dilaksanakan manakala orang orang kafir menyerang dengan kekuatan militer mereka ke suatu wilayah kaum muslimin maka wajib bagi kaum muslimin yang ada di wilayah itu untuk berjihad melawan orang orang kafir penyerang tersebut. Indonesia pada saat ini bukan merupakan wilayah jihad dengan militer dan senjata, karena tidak ada kaum kafir yang menyerang Indonesia dengan senjata dan bermaksud menjajah. Akan tetapi Indonesia merupakan lahan dakwah untuk menyampaikan seluruh ajaran islam karena walaupun mayoritas sudah menjadi muslim tetapi kualitas pemahamannya masih kurang termasuk mendakwahkan ajaran JIHAD yang perlu pemahaman yang benar sehinnga tidak salah kaprah.
Kesadaran para pelaku atas tindakannya
Menarik untuk diperhatikan, ketika seseorang melakukan sesuatu tentu mereka secara sadar melakukannya. Dalam hal ini para teroris melakukan aksinya dengan keyakinan tentang ajaran jihad yang mereka fahami dan berkayakinan bahwa aksinya itu merupakan suatu ibadah yang akan mendapatkan pahala surga Padahal islam sendiri tidak menyetujui aksi mereka, islam menganjurkan memelihara nyawa para wanita,anak anak,orang tua renta dan orang orang tidak berdosa lainya walaupun mereka kafir dan dalam situasi perang sekalipun. Jadi dapat dikatakan bahwa mereka telah salah faham dalam memahami ajaran jihad sehingga menimbulkan aksi emosional membabibuta dan brutal.
Sedangkan para koruptor ketika dia melakukan korupsinya mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah merupakan kejahatan sehingga mereka menyusun strategi dan bekerja sama dengan koleganya agar perbuatannya tidak terungkap. Jadi tidak ada koruptor yang dalam hatinya memandang bahwa korupsinya itu bukan merupakan kejahatan.tidak ada kesalah fahaman disitu mereka sadar dan menyadarinya walaupun juga berusaha melakukan pembenaran.
Sikap masyarakat yang berlebih berlebihan
Anggapan bahwa terorisme adalah sebuah kejahatan kemanusiaan adalah benar adanya, istilah atau label teroris sendiri telah menjadi tergambarkan dengan sosok yang keji, brutal,dan sangat menakutkan. Sedangkan istilah Korupsi atau pelakunya disebut koruptor telah terjadi sedemikian rupa sehingga seolah menjadi sebuah istilah yang “tren dan keren” sehingga orang yang menyandang title tersebut tidak merasa malu padahal koruptor sama saja dengan maling atau perampok.
Begitu juga korupsi merupakan kejahatan yang sama yang harus diadili dan dihukum dengan hokum seberat beratnya. Namun anggapan mengeneralisir terhadap anggota teroris bahwa mereka adalah merupakan kelompok yang seperti dikatakan oleh mantan komandan densus 88 adalah kelompok orang orang yang punya ide untuk mendirikan Negara islam, kemudian selalu disebut sebut asal alumni pesantren tertentu dan juga selalu disebut sebut nama keluarga dan orang tua nya dan juga asal kampung halamannya. Hal serupa tidak pernah terjadi kepada seorang koruptor ketika ditangkap dan sudah terbukti bersalah orang tidak bertanya dan tidak mengaitkan dengan asal pendidikannya, siapa keluarganya,darimana asalnya dll. Padahal dari dampak yang ditimbulkan oleh para koruptor yaitu kemiskinan yang menyelimuti sebagian besar kehidupan rakyat munkin saja menjadi pemicu bagi aksi nekad bom bunuh diri para teroris tersebut, walaupun mereka mengkleim sebagai aksi bom syahid tetapi para pelakunya tersebut kebanyakan berlatar belakang ekonomi yang lemah, sehingga mereka dengan mudah dapat didoktrin dengan iming iming kesenangan bidadari dan surgawi yang mungkian sulit bagi mereka untuk mendapatkannya dikehidupan dunia. Ingat ada sebuah Hadis Nabi yang menyatakan: “kemiskinan mendekatkan kepada kekufuran”
Wallahu ‘alam.

No comments:

Post a Comment